Guru Harusnya Tak Takut Jadi Pembina Upacara Bendera Hari Senin
Tulisan ini bukan untuk menyindir para guru yang takut
menjadi pembina upacara, melainkan sebagai renungan bahwa sebagai seorang
pendidik harusnya mampu berkomunikasinya dengan baik dihadapan orang banyak
tanpa ada perasaan takut seperti saat ditunjuk menjadi pembina upacara bendera. (Admin)
Pagi hari tadi
saya cukup kesal dan mangkel dibikin oleh salah seorang teman guru di sekolah
tempat saya bertugas. Pada hari Sabtu saya memebri tahu kepada guru yang
bersangkutan, bahwa hari Senin, 28 Nopember 2011 gilirannya menjadi pembina
upacara bendera sesuai dengan jadwal, dan saya berpesan tentang beberapa hal
yang dapat diselipkan sebagai materi tambahan (matereri pidato) pembina
upacara.
Sampai dengan waktu upacara diselenggarakan, ternyata guru tersebut
tidak datang, dan terpaksa saya menggantinya menjadi pembina. Selesai upacara
bendera, saya konfirmasi terhadap guru yang bersangkutan tentang
ketidakhadirannya sebagai pembina upacara. Ada beberapa alasan yang
dikemukakan, yang menurut saya kurang masuk akal. Informasi lain yang saya
peroleh dari teman-teman guru yang lain, bahwa guru yang bersangkutan pernah
mengungkapkan kalau dirinya kurang percaya diri menjadi pembina upacara
bendera. Ahirnya saya menyimpulkan bahwa guru tersebut datang terlambat ke
sekolah karena takut menjadi pembina upacara. Sebelumnya, beberapa teman guru
juga enggan menjadi pembina, yang dsebabkan oleh faktor malas dan ada juga
karena takut.
Ternyata guru takut menjadi pembina upacara bendera pada hari Senin tidak saja terjadi di sekolah tempat saya bertugas. Isteri saya yang juga berprofesi sebagai guru dan bertugas di sekolah dasar (SD), mengungkapkan bahwa di sekolahnya terdapat beberapa orang guru yang takut menjadi pembina upacara karena tidak tahu tentang apa yang harus diomongkan (tidak bisa ngomong kalau jadi pembina). Selain itu, pagi-pagi sebelum berangkat sekolah saya membuka akun jejaring sosial (facebook), saya dibikin tersenyum dan sempat termenung juga dibikin oleh salah satu tulisan (status) yang dikirim oleh salah seorang teman, yang juga bekerja sebagai guru dan bertugas di sekolah yang berada kota. Teman tersebut menulis pada statusnya seperti ini : “hari ini saya didaulat menjadi pembina apel, ie ie ie …………. saya takut, ngak ngaklah pak kepala sekolah……. kaburrrrrrrrrrrrr.
Kondisi di atas, yang mencerminkan guru takut menjadi pembina upacara bendera, menurut pandangan saya merupakan sesuatu yang aneh atau ganjil. Sebab berkomunikasi dalam profesi keguruan merupakan salah satu faktor yang penting sebagai penentu keberhasilan proses pembelajaran. Komunikasi yang efektif harus mampu dibangun oleh guru, baik dengan peserta didiknya, warga sekolah lainnya maupun dengan masyarakat sekitarnya. Kemampuan membangun komunikasi tidak terbatas hanya pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, tetapi juga pada saat proses pendidikan di luar kelas, seperti pada waktu upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin di sekolah.
Dalam hubungannya dengan peserta
didik, komunikasi yang efektif dapat mendorong peserta didik berhasil dalam
pembelajaran, dan secara tidak langsung telah membantu anak-anak membentuk
pribadi yang mandiri dan penuh percaya diri. Berdasarkan gambaran itu, maka
tidak ada alasan kalau guru tidak bisa berkomunikasi kalau diminta menjadi
pembina upacara, toh yang mendengar isi pidato yang disampaikan adalah rekan
kerja dan peserta didik yang sudah terbiasa berintreaksi dengan guru yang
bersangkutan.
Kenapa harus merasa takut, gugup atau gerogi. Pada saat proses
pembelajaran di kelas bisa berkomunikasi, kok pada saat diminta menjadi pembina
upacara tidak bisa. Memang harus diakui bahwa tidak semua guru bisa
berkomunikasi dengan kuliatas baik, masih terdapat guru agak kaku dalam
membangun komunikasi pada saat proses pembelajaran di kelas. Tetapi semua guru
telah memiliki dasar-dasar keterampilan berkomunikasi yang harus terus
dikembangkan dan diasah, tidak saja melalui proses pembelajaran di kelas,
tetapi juga lewat proses pendidikan di luar kelas, seperti pada saat upacara
bendera hari Senin. Tidak lucu kalau ada guru yang menolak menjadi pembina upacara,
dan tidak masuk akal kalau ada guru yang terus-menerus dicengkeram rasa takut
menjadi pembina upacara.
Perlu diingat dan disadari, bahwa upacara bendera merupakan kegiatan sekolah yang wajib dilaksanakan untuk menanamkan, membina dan meningkatkan penghayatan serta pengamalan nilai luhur dan cita-cita bangsa Indonesia. Disamping itu pelaksanaan upacara bendera ini juga sangat penting dalam hal mewujudkan disiplin, ketertiban, rasa cinta tanah air serta sebagai sarana untuk menyampaikan informasi yang sifatnya menyeluruh kepada aparat sekolah atau warga sekolah.
Bagaimana mungkin kita dapat
menumbuhkembangkan nilai-nilai dan cita-cita luhur bangsa secara maksimal
kepada peserta didik, kalau kita sebagai guru tidak memberi contoh dan sori
toladan dengan rutin mengikuti upacara bendera, pembina maupun sebagai peserta.
Bagaimana mungkin kita dapat mewujudkan disiplin, ketertiban, dan rasa cinta
tanah air kepada peserta didik secara optimal apabila kita sebagai guru tidak
disiplin, tertib, dan tidak punya rasa cinta tanah air dengan mengikuti
kegiatan upacara bendera secara rutin setiap hari Senin, baik sebagai pembina
maupun sebagai peserta. Kegiatan upacara bendera setiap hari Senin wajib
diikuti oleh semua warga sekolah, tidak terkecuali guru. Hal ini patut
direnungkan dan dipedomani oleh setiap guru, serta dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Selamat bertugas dan semoga sukses selalu.
Bekerja sebagai guru di satuan pendidikan dasar,
sekarang sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 4 Jerowaru.
Jerowaru Lombok Timur, 28 Nopember
2011.
UNTUK MELIHAT KOMENTAR DARI PARA KOMPASIANER
Silakan klik di :
assalaamualaikum wr wb.salam kenal semuanya buat guru2 di nusantara,memang sulit sih jd pembina upacara,meskipun kita punya wawasan yg luas tp tak smua org mampu melawan rasa takut dan malu berhadapan dengan banyak org,bgtu pula disekolah ditempatku mengajar,mungkin 10 guru senior yg blum brani maju,pdhal mrk adlh guru2 yg sdh lama mengabdi.dan ada 5 org guru yg berani maju jd pembina,pdhal kepsek sdh memaksa berkali2.acap kali sayalah yg mengalah untuk maju kedepan jd pembina.salam kenal yah
BalasHapusDi sekolah kami juga seperti itu
BalasHapusNampaknya hampir semua sekolah punya guru yang permasalahannya sama krn sy pun jg kadang dibuat pusing dgn guru seperti ini. Ada yg alasan lupa, grogi dsb...Apalagi ni mau bikin jadwal pembina upacara yg baru lg, semoga bs menjalankan tugas pembona ipacara sesuai jadwalnya masing2.
BalasHapus